PERISTIWATERKINI.NET – Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) secara resmi mengumumkan penutupan permanen kawasan pendakian Gunung Merapi.
Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan faktor keselamatan dan kelestarian lingkungan yang semakin terancam.
Dalam konferensi pers, ia menekankan bahwa aktivitas vulkanik Merapi yang tidak dapat diprediksi menjadi ancaman serius bagi para pendaki.
“Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama. Aktivitas Gunung Merapi sangat dinamis dan berpotensi membahayakan siapa pun yang berada di dekatnya,” ungkap Kepala BTNGM Muhammad Wahyudi, S.P., M.Sc, Rabu (16/4/2025)
Selain itu, ia menambahkan bahwa penutupan ini juga merupakan bentuk perlindungan terhadap ekosistem yang semakin rentan akibat aktivitas manusia.
Gunung Merapi selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi favorit para pendaki dan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Namun, tren peningkatan jumlah pendaki ilegal dan tindakan tidak bertanggung jawab seperti membuang sampah sembarangan telah merusak keasrian alam kawasan tersebut.
Pihak BTNGM menilai bahwa kerusakan yang terus terjadi jika tidak ditindak tegas akan berdampak panjang terhadap kelestarian flora dan fauna endemik Merapi.
Oleh karena itu, langkah penutupan permanen dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk menyelamatkan ekosistem.
Meski demikian, pemerintah tetap membuka opsi untuk edukasi dan penelitian ilmiah terbatas di area tertentu dengan pengawasan ketat.
Hal ini dimaksudkan agar Gunung Merapi tetap dapat memberikan manfaat dalam bidang pendidikan dan pelestarian alam.
Masyarakat dan pelaku wisata diminta untuk memahami serta mendukung kebijakan ini.
Pemerintah berencana mengembangkan alternatif wisata alam lain yang lebih aman dan ramah lingkungan di sekitar kawasan Gunung Merapi sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan kebijakan tersebut.




