Pemdes Tambak Rejo Fokus Pada Kesehatan Ibu dan Anak di RKPDes 2025

PERISTIWATERKINI.NET – Desa Tambak Rejo, Kecamatan Padang Jaya, menggelar Musyawarah Desa (Musdes) Rembuk Stunting pada Rabu, 23 April 2025.

Kegiatan ini menjadi bagian dari proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2025

dengan fokus utama pada upaya pencegahan dan penanganan stunting di wilayah desa.

Musdes tersebut dihadiri oleh berbagai unsur, mulai dari Kepala Desa Tambak Rejo Agus Suprianto, S.IP, Badan Permusyawaratan Desa (BPD),

Camat Padang Jaya, Danramil 0423, Kapolsek Padang Jaya, pendamping desa dan pendamping lokal desa,

Ketua Puskesmas, Sekretaris Desa, Kader Pembangunan Manusia (KPM), hingga para kader desa.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Agus Suprianto menyampaikan bahwa Musdes ini menjadi wadah penting untuk membahas

langkah-langkah konkret dalam menghadapi permasalahan stunting yang masih menjadi perhatian nasional, khususnya di tingkat desa.

“Musdes ini melibatkan semua pihak untuk merumuskan strategi konvergensi, mulai dari aspek gizi hingga layanan kesehatan ibu dan anak. Semua itu akan diintegrasikan dalam dokumen RKPDes 2025,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa dokumen RKPDes mendatang akan mencakup program intervensi gizi,

pendidikan dan penyuluhan tentang stunting, serta mekanisme monitoring dan evaluasi yang sistematis.

“Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya stunting. Kita harus membangun komitmen bersama agar upaya pencegahan ini bisa berjalan efektif,” tegas Agus.

Selain itu, sinergi antar stakeholder juga menjadi sorotan dalam rembuk tersebut.

Pemerintah desa berharap, melalui koordinasi yang lebih baik,

program-program yang dihasilkan akan lebih terarah dan berdampak langsung pada penurunan angka stunting.

Musdes Rembuk Stunting ini menjadi langkah awal yang menunjukkan keseriusan Pemerintah Desa Tambak Rejo dalam

menangani isu kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan Desa Tambak Rejo mampu menjadi contoh desa yang berhasil

menurunkan prevalensi stunting melalui perencanaan pembangunan yang terukur dan inklusif.