PERISTIWATERKINI.NET – Hamzah Sulaeman adalah sosok multitalenta asal Yogyakarta yang dikenal sebagai pengusaha sukses, seniman, sekaligus perancang busana.
Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yuniati (Nyoo Tien Nio), pendiri Grup Mirota.
Hamzah tumbuh dalam keluarga yang aktif di bidang usaha dan memiliki empat saudara:
Yangky Iswanti, Siswanto, Ninik Wijayanti, dan Ariyanti.
Perjalanan pendidikan Hamzah cukup berwarna.
Ia sempat menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada jurusan Biologi namun tidak diselesaikannya.
Ia kemudian melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma dan meraih gelar di jurusan Bahasa Inggris.
Setelah lulus, Hamzah memulai karier internasionalnya sebagai pelayan di kapal pesiar pada tahun 1970 dan melanjutkan bekerja di Amerika Serikat selama tiga tahun.
Namun, karena kondisi ayahnya yang sakit, Hamzah memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Ia kemudian bergabung dengan saudara-saudaranya untuk melanjutkan dan mengembangkan bisnis keluarga, yaitu Toko Mirota.
Kontribusinya tidak hanya menjaga warisan orang tua, tetapi juga memperluasnya menjadi lebih beragam dan kreatif.
Hamzah memperluas bisnis dengan membuka Mirota Batik,
yang kini dikenal sebagai Hamzah Batik, di kawasan Malioboro, Yogyakarta.
Ia juga membuka tempat makan dan sanggar tari, memperlihatkan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya lokal.
Usaha-usaha ini berhasil menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tak hanya sukses sebagai pengusaha, Hamzah juga dikenal di dunia hiburan dan seni pertunjukan.
Ia terkenal lewat perannya sebagai Raminten, tokoh wanita Jawa dalam ketoprak komedi “Pengkolan”.
Nama karakter ini bahkan diabadikan dalam rumah makan miliknya, yaitu The House of Raminten dan The Waroeng of Raminten, yang menjadi ikon kuliner di Yogyakarta.
Melalui kiprahnya di dunia usaha, seni, dan budaya, Hamzah Sulaeman tidak hanya menjadi simbol kreativitas dan ketekunan,
tetapi juga tokoh inspiratif yang memperkaya wajah kebudayaan Yogyakarta.
Sosoknya dikenang bukan hanya karena bisnisnya yang unik, tetapi juga karena kecintaannya pada tradisi dan seni lokal.
