Bengkulu, Peristiwaterkini – Tim Satuan Tugas (Satgas) Sapu Bersih (Saber) Pungutan Liar (Pungli) Polresta Bengkulu berhasil mengamankan tiga orang yang diduga terlibat dalam kasus pemerasan terhadap mantan Bupati Kepahiang, Bando Amin.
Ketua Satgas Saber Pungli Kota Bengkulu, AKBP Max Mariners, menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari laporan korban yang mengaku diperas setelah dituduh berselingkuh dengan istri salah satu terduga pelaku.
Pelaku meminta uang perdamaian sebesar Rp 5 juta, yang kemudian diserahkan oleh korban. Namun, setelah menerima uang tersebut, pelaku menolak menandatangani surat perdamaian dan malah kabur.
Tidak berhenti di situ, para pelaku kembali menghubungi pengacara korban dan meminta sejumlah uang tambahan. Setelah negosiasi, disepakati pertemuan di Jalan Meranti, Kota Bengkulu.
Saat itulah, tim Satgas Saber Pungli yang telah menerima laporan melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) dan mengamankan tiga orang dengan barang bukti uang sebesar Rp 10 juta.
“Kami mengamankan tiga orang berinisial GL (20), SA (48) yang juga anggota ormas Hulubalang, dan AL (45). Saat ini mereka masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” ujar AKBP Max Mariners.
Sementara itu, kuasa hukum Bando Amin, Ana Tasia Pase, SH., MH., membenarkan bahwa kliennya telah melaporkan tiga oknum dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang akhirnya ditangkap dalam OTT tersebut.
Menurut Ana, tuduhan perselingkuhan yang dialamatkan kepada Bando Amin tidak berdasar. Ia menjelaskan bahwa istri salah satu pelaku sebenarnya ingin bekerja sama dengan Bando Amin dalam proyek perumahan. Karena merasa kasihan, kliennya menyetujui kerja sama tersebut, namun kemudian justru dituduh berselingkuh.
“Pemberian uang itu sebenarnya bagian dari strategi untuk mengungkap dugaan pemerasan ini. Dengan bantuan pengacara dan koordinasi dengan Tim Saber Pungli, ketiga orang tersebut akhirnya berhasil diamankan dalam OTT,” jelas Ana.
Kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi pihak-pihak lain agar tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain melalui pemerasan ataupun modus serupa. Saat ini, kepolisian masih terus mendalami kasus ini guna mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain.