Tragedi di Puncak Carstensz: Dua Pendaki Perempuan Gugur di Ketinggian

Papua Tengah, Peristiwaterkini – Pendakian ke Puncak Carstensz, salah satu puncak tertinggi di Indonesia, berubah menjadi tragedi ketika dua pendaki perempuan, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia diduga akibat hipotermia.

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh jurnalis Andreas Harsono, yang mengenal kedua korban sejak masa sekolah di Malang, Jawa Timur.

Diduga Meninggal karena Hipotermia

Menurut unggahan Andreas di akun media sosialnya, Lilie dan Elsa awalnya menggunakan helikopter untuk mencapai Lembah Kuning, sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak.

Namun, kondisi ekstrem di kawasan itu menyebabkan mereka mengalami hipotermia.

Tiga pendaki lain dalam rombongan juga mengalami gejala serupa, meski kini telah membaik dan menunggu evakuasi.

Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, membenarkan dugaan sementara bahwa keduanya meninggal karena suhu dingin yang ekstrem di ketinggian lebih dari 4.800 meter di atas permukaan laut.

Rombongan Termasuk Musisi Fiersa Besari

Pendakian ini dilakukan oleh kelompok berjumlah 10 pendaki, termasuk musisi dan penulis Fiersa Besari.

Berdasarkan data dari Kantor SAR Timika, terdapat tujuh warga negara Indonesia (WNI) dan tiga warga negara asing (WNA) dalam rombongan tersebut.Lima pemandu (guide) juga turut serta dalam ekspedisi ini.

Kepala Kantor SAR Timika, I Wayan Suyatna, memastikan bahwa Fiersa Besari dan para pendaki lain dalam kondisi selamat meski sempat mengalami kendala akibat cuaca ekstrem.Saat ini, mereka masih berada di Lembah Kuning menunggu kepastian evakuasi.

Satu Jenazah Belum Dievakuasi

Hingga Minggu sore, tim penyelamat baru berhasil mengevakuasi jenazah Elsa Laksono ke RSUD Timika.

Sementara itu, jenazah Lilie Wijayanti masih tertahan di lokasi karena cuaca buruk yang menghambat proses evakuasi.

Menurut Wayan, evakuasi akan dilanjutkan pada Senin (3/3) dengan harapan kondisi cuaca lebih bersahabat.

Kronologi Kejadian Tragis

Berdasarkan laporan Kantor SAR Timika, kejadian ini bermula pada Sabtu (1/3) pukul 10.51 WIT, saat rombongan menyeberangi jembatan tyrolean, sebuah jembatan gantung yang sering digunakan para pendaki menuju puncak.

Pada pukul 14.00 WIT, rombongan diperkirakan telah mencapai puncak. Namun, menjelang malam, komunikasi mulai terputus karena baterai handy talky (HT) melemah.

Sekitar pukul 19.30 WIT, dua pendaki lain, Indira Alaika dan Saroni, mulai mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) di sekitar area bawah puncak. Dalam kondisi sulit ini, dua pemandu memilih turun lebih dulu untuk mencari bantuan.

Upaya Pertolongan di Tengah Cuaca Buruk

Sekitar pukul 20.45 WIT, seorang pemandu, Nurhuda, tiba di basecamp dalam kondisi hipotermia dan segera meminta bantuan.

Tim penyelamat segera bergerak, membawa sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio untuk membantu pendaki yang masih terjebak di ketinggian.

Seorang pemandu internasional, Dawa Gyalje Sherpa, juga ikut naik menuju puncak pada pukul 21.48 WIT untuk melakukan penyelamatan.

Pada Minggu (2/3) dini hari pukul 00.07 WIT, Dawa akhirnya berhasil mencapai posisi Lilie dan Elsa di Teras Dua, namun sayangnya, nyawa mereka tidak tertolong.

Pendaki yang Selamat Menunggu Evakuasi

Saat ini, para pendaki yang selamat, termasuk Fiersa Besari, masih menunggu proses evakuasi dari Lembah Kuning. Tim SAR masih terus memantau kondisi cuaca agar dapat melakukan penyelamatan dengan aman.

Daftar pendaki yang masih dalam proses evakuasi meliputi Indira Alaika, Saroni, Furki, dan Ludy Hadiyanto, serta tiga pendaki asing dari Turki dan Rusia.

Cuaca Ekstrem Jadi Tantangan Utama

Puncak Carstensz dikenal sebagai salah satu gunung dengan medan paling ekstrem di Indonesia, dengan suhu yang bisa turun hingga di bawah nol derajat Celsius. Ditambah dengan kondisi badai, evakuasi di wilayah ini menjadi tantangan besar.

Menurut Wayan, faktor cuaca inilah yang membuat proses penyelamatan berjalan lambat.

“Evakuasi dihentikan sementara karena kondisi yang tidak memungkinkan. Kami berharap besok (Senin) cuaca membaik,” ungkapnya.

Duka di Dunia Pendakian Indonesia

Kabar meninggalnya Lilie dan Elsa menjadi pukulan bagi komunitas pendaki Indonesia. Lilie dikenal sebagai pendaki berpengalaman, sementara Elsa juga telah melakukan banyak ekspedisi sebelumnya.

Banyak pendaki dan pecinta alam menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian mereka.

Kejadian ini menjadi pengingat penting akan bahaya pendakian di medan ekstrem, serta perlunya persiapan matang untuk menghadapi kondisi yang tak terduga.

Kini, semua pihak menanti evakuasi jenazah Lilie serta keselamatan para pendaki lainnya yang masih berada di pegunungan Papua.