Sultan HB X dan Komunitas Madura Sepakat Jaga Kondusivitas Jogja

Jogja, Peristiwaterkini – Komunitas Keluarga Madura Yogyakarta bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan untuk membahas upaya menjaga ketertiban pasca viralnya surat tantangan “carok” di media sosial.

Juru Bicara Komunitas Madura, Mahrus Ali, menegaskan bahwa pertemuan ini bertujuan mencari solusi praktis tanpa membahas masalah yang telah terjadi.

“Fokus kami adalah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.

Salah satu usulan yang diajukan adalah pemasangan aturan “Bayar Tunai” di warung-warung Madura. Mahrus juga meluruskan maksud dari surat “carok”, yang menurutnya bukan untuk memicu konflik, melainkan meredam situasi.

“Surat itu muncul karena kami ingin Jogja tetap aman. Kami mencintai kota ini,” jelasnya. Ia mengungkapkan, dalam setahun terakhir, ada 15 insiden yang menimpa pelaku usaha Madura di Yogyakarta.

Sri Sultan HB X menyambut baik pertemuan tersebut dan menyatakan bahwa diskusi antar komunitas serta Forkopimda telah dilakukan sejak lama. Ia pun mengeluarkan dua keputusan jangka pendek untuk mendinginkan situasi.

Pertama, Sultan meminta semua warung mencantumkan tulisan “Bayar Tunai” agar transaksi lebih jelas.

“Kalau ada yang mau bantu gratis, silakan. Tapi aturan bayar tunai penting untuk mencegah masalah,” kata Sultan.

Kedua, Sultan menegaskan agar aparat menindak tegas setiap tindakan pemaksaan atau kekerasan yang terjadi di lapangan.

“Proses hukum harus berjalan konsisten agar situasi tetap kondusif,” tegasnya.

Komunitas Madura berkomitmen untuk menjaga kedamaian dan memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika. Pertemuan ini diharapkan dapat mempererat komunikasi antar komunitas di Jogja.