Jogja, Peristiwaterkini – Muhammadiyah melalui Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM//I.0/E/2025 menetapkan awal bulan Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada hari Sabtu 1 Maret 2025.
Menjelang ibadah Puasa Ramadan, Ketua PP Muhammadiyah, Agung Danarto mengajak kepada seluruh umat muslim supaya puasa yang dijalankan menghadirkan pencerahan.
Agung mengatakan bahwa puasa dan ibadah Ramadan lainnya dapat menjadi jalan baru kerohanian untuk melahirkan pencerahan hidup, baik pencerahan dalam beragama maupun menjalani kehidupan keseluruhan.
Muhammadiyah juga menyampaikan pesan penting kepada umat muslim, yaitu supaya menampilkan keteladanan diri dalam perilaku dan pengamalan keagamaan yang mendamaikan, menyatukan, mencerdaskan, memajukan, dan menebar kebajikan.
Selain itu, Muhammadiyah juga mengajak umat muslim untuk menjadikan puasa dan ibadah Ramadan sebagai wahana membentuk diri seorang muslim sebagai insan yang akhlak dan tindakannya tercerahkan.
Agung juga mengatakan bahwa puasa dan ibadah Ramadan dapat menghadirkan spiritualitas keberagamaan yang berjiwa Al Ma’un, yang mengasah kepedulian sosial dan panggilan memberikan jawaban atas permasalahan kemanusiaan.
Muhammadiyah juga mengajak umat muslim untuk membangun karakter manusia Indonesia yang religius dan berkeadaban luhur melalui ibadah puasa.
Agung juga mengingatkan umat muslim untuk tidak memperuncing perbedaan dan memperkaya toleransi yang tulus dalam menjalani ibadah puasa dan Ramadan.
Muhammadiyah juga mengajak umat muslim untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum meneguhkan keluarga sakinah guna meningkatkan ikatan kuat kekeluargaan.
Agung juga mengingatkan umat muslim untuk menjauhi pemborosan dan memiliki sikap efisien, hemat dalam menjalani ibadah puasa.
Muhammadiyah juga mengajak pejabat publik untuk menjadikan Puasa Ramadan sebagai kesempatan untuk memiliki kerohanian luhur yang menjunjung tinggi amanat rakyat.
Agung juga mengingatkan tokoh nasional maupun daerah untuk menjadikan Ramadan sebagai bulan introspeksi ketika menjalankan amanat dan kebijakan yang memberi kemaslahatan sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa dan negara.
Muhammadiyah juga mengajak pemimpin negeri dan tokoh umat untuk mengembangkan mozaik ilmu dan hikmah yang tinggi sehingga memiliki sikap adil, ihsan, bermoral, cendekia dan memberi teladan baik.