Desak Penuntasan Kasus yang Berlarut, Puluhan Massa Gelar Aksi di Mapolres OKU

BATURAJA,  Puluhan warga yang tergabung dalam Forum Aktivis dan masyarakat Ogan Komering Ulu (OKU) menggelar aksi damai di halaman Mapolres OKU. Aksi ini bertujuan menyuarakan protes atas lambannya penanganan sejumlah kasus yang telah dilaporkan masyarakat dalam beberapa bulan terakhir.

 

Tuntutan Penangkapan Pelaku Penganiayaan

Leonardo, koordinator aksi sekaligus salah satu korban penganiayaan, dengan lantang mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyoroti kasus penusukan yang dialaminya pada 23 Oktober 2024. Meski salah satu tersangka, Amrizal, telah ditangkap, namun pelaku utama yang diduga menyuruh dan membayar aksi tersebut, berinisial (P), hingga kini belum ditahan.

 

“Kami mendesak Polres OKU segera menangkap (P). Berdasarkan pengakuan Amrizal, dia adalah otak di balik penusukan terhadap saya. Jika dibiarkan, dikhawatirkan (P) akan melarikan diri atau menghilangkan barang bukti,” tegas Leonardo dalam orasinya.

 

Ia juga meminta Polres OKU mempercepat proses penangkapan terhadap (W), rekan Amrizal yang disebut turut terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. “Polisi sudah mengetahui keberadaan (W), tetapi kenapa belum ada tindakan nyata?” tambahnya.

 

Lambannya Penanganan Kasus di Desa Lubuk Batang Lama

Selain Leonardo, Rahmad Hidayat, seorang peserta aksi lainnya, mengkritik lambannya penanganan kasus penganiayaan di Desa Lubuk Batang Lama. Ia menyoroti bahwa bukti-bukti seperti rekaman video, keterangan saksi, dan hasil visum sudah lengkap, namun hingga kini belum ada penetapan tersangka.

 

“Bukti sudah jelas, tapi pelaku masih bebas berkeliaran. Ini mencederai rasa keadilan masyarakat,” ujar Rahmad.

 

Penghentian Kasus Tanpa Penjelasan Jelas

Kritik juga dilontarkan Heri Jaya terkait penghentian penyidikan kasus masuknya beberapa orang tanpa izin ke rumah relawan Prabowo-Gibran di Desa Pusar, Kecamatan Baturaja Barat. Menurutnya, tindakan tersebut sudah melanggar hukum karena melibatkan tindakan memasuki pekarangan rumah hingga ke kamar-kamar pribadi.

 

“Ini jelas pelanggaran. Apalagi rumah tersebut dihuni kaum perempuan. Kenapa kasus ini malah dihentikan? Jika tidak ada kejelasan, kami akan lanjutkan aksi hingga ke Mabes Polri,” ancam Heri.

 

Kekecewaan Korban atas Perlakuan Selama Penyidikan

Sejumlah korban dari kalangan relawan juga mengungkapkan rasa kecewanya. Mereka mengaku mendapatkan perlakuan kasar selama proses penyidikan, namun laporan yang diajukan justru dihentikan tanpa alasan yang jelas.

 

“Kami sempat diinterogasi dengan cara yang tidak manusiawi, namun laporan kami malah tidak ditindaklanjuti,” ungkap salah satu korban.

 

Para pendemo pun membentangkan spanduk yang berisikan 3 tuntutan utama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *